SUDAH dua dekade ini, kita semakin akrab dengan dunia penyimpanan (storage) yang bersifat cloud computing, satu sistem penyimpanan dokumen yang tidak memerlukan perangkat keras seperti hard disk atau pen drive. Cukup terkoneksi dengan jaringan internet, dan membuka akun di situs – situs tertentu yang menyediakan storage, maka kita dapat menyimpan dokumen – dokumen yang kita inginkan. Kapan pun membutuhkan data tersebut, kita hanya perlu untuk login ke akun yang kita miliki, dan akses ke dokumen tersebut dapat kita lakukan.
Begitu banyaknya data yang tersimpan di cloud storage, hingga menghasilkan satu perilaku yang sangat penting dalam perubahan dunia khususnya dalam hal akses informasi. Sudah sangat umum diketahui bahwa industri coal mining atau pertambangan batu bara adalah industri yang menggiurkan untuk para pelaku bisnis dengan banyaknya putaran transaksi rupiah bahkan dolar di dalamnya.
Seiring dengan kehadiran cloud storage, muncul satu kesadaran bahwa data mining (menambang data) menjadi aset penting dalam perkembangan bisnis ataupun organisasi. Maka hadirlah para data scientist, atau Data analyst yang menawarkan pengelolaan data untuk memajukan perusahaan atau organisasi tersebut.
Apa hubungannya cloud computing, Big Data dan Bulan Ramadhan? Bulan Ramadhan sesungguhnya hadir karena do’a Nabiullah Ibrahim yang dikabulkan oleh Allah swt. Beliau Nabi Ibrahim berdo’a di dalam surat Al – baqarah ayat yang ke 129:
“Ya Tuhan kami utuslah ditengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-MU dan mengajarkan kitab dan Hikmah kepada mereka dan menyucikan mereka. Sungguh Engkaulah yang Mahaperkasa Mahabijaksana.” (QS Al baqarah: 129)
Atas do’a ini, Allah kemudian mengutus Rasulullah SAW dengan tugas kerasulan yaitu menebarkan ajaran Al – qur’an kepada ummatnya. Menurut para ulama, salah satu faktor yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan mulia, karena Al qur’an diturunkan oleh Allah swt kepada Rasulullah Muhammad SAW tepat di bulan Ramadhan.
Apa yang menyebabkan nabiullah Ibrahim bermunajat kepada Allah agar mengutus seorang Rasul kepada ummat yang hadir belakangan ini? Karena Nabiullah Ibrahim merasakan betul bimbingan atau hidayah dari Allah swt hingga beliau merasakan ketenangan hidup walaupun mengalami ujian yang amat sangat berat (meninggalkan istri dan putranya yang masih bayi di daerah yang gersang dan sepi, serta diperintahkan untuk mengorbankan putra yang dinanti nantikan kelahirannya setelah beranjak remaja).
“Dialah Allah yang telah menciptakan aku dan memberi petunjuk kepadaku” (QS Asy Syuara: 78).
Dengan petunjuk (hidayah) dari Allah ini, maka Nabiullah Ibrahim mendapatkan kehidupan yang diidamkan oleh ummat manusia khususnya orang – orang yang beriman kepada Allah, yaitu kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Al-qur’an sesungguhnya merupakan petunjuk bagi orang – orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt.
“ Inilah Kitab (al-Quran).Tak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi kaum bertakwa (QS Al-Baqarah: 2).
Seyogyanya petunjuk, maka ia merupakan penerang dalam kegelapan serta pengingat dalam kealpaan. Al – qur’an sebagai wahyu Allah menjadi pedoman penting dalam mengarahkan manusia kepada jalan yang benar dan terhindar dari jalan yang salah.
Ibarat sebuah peralatan teknologi yang canggih (device), akan dapat digunakan secara optimal apabila mengikuti buku petunjuk yang terdapat dalam kemasan device tersebut. Salah dalam melakukan petunjuk dalam buku tersebut, maka bisa dipastikan device yang dimiliki tidak akan bekerja dengan baik atau bahkan tidak bisa digunakan sama sekali.
Al-qur’an sebagai sebuah “big data” sesungguhnya sudah turun secara utuh dan sempurna kepada ummat manusia yang disampaikan dan diperagakan oleh seorang Rasul mulia, Nabi Muhammad SAW. Sebagai sebuah big data, dengan 6200 ayat yang terdapat dalam 114 surat dan tersebar di dalam 30 juz, Al – qur’an menyimpan petunjuk – petunjuk penting tentang konsep kebahagiaan hidup dunia dan akhirat bagi para pembacanya.
Dari peristiwa sebelum penciptaan alam semesta dan isinya, proses kelahiran manusia, data – data sejarah kenabian, hingga pengungkapan peristiwa hari ini dan akan datang yang diungkap oleh Al-qur’an sesungguhnya merupakan “big data” yang bernilai amat sangat mahal untuk dibaca dan dianalisis oleh para data analist dan data scientist agar mampu mengekstrak hidayah yang terkandung di dalamnya.
Sebagai sebuah big data yang telah tersimpan dalam sebuah storage yang tak terbatas (unlimited) dan gratis (free), dibandingkan dengan cloud computing yang terbatas (limited) bahkan harus membayar untuk mengupgrade kuotanya, Al – qur’an menyimpan “rahasia besar” tentang Dzat yang Maha segala Maha yaitu Allah swt. Maka sudah sepantasnya, bagi orang yang beriman kepada Allah swt, untuk mendonload data ini, membaca dan merenunginya (tadabbur) untuk merasakan kekuatan petunjuk untuk membimbing kedekatan dan ketundukan kepada Allah swt.
Momentum Ramadhan, sebagai bulan Quran, bulan penuh kemuliaan, menjadi sarana penting bagi ummat Islam untuk mengaktivasi akun sebagai ummat beriman dan mengisi kekosongan jiwanya dengan “Big Data” yang tersaji di dalam Al – qur’an. (lb-1)