Lingkaranberita.com, TAHUNA – Aktivis Lingkungan Save Sangihe Island (SSI) Robinson Saul, mengucapkan terim kasihnya sekaligus bangga kepada pemerintah.

Menurutnya, gebrakan dan upaya melindungi Sangihe dari tambang ilegal direspons pemerintah.
Dalam hal ini dari Kementerian Politik Hukum dan HAM RI (Kemenkopolhukam) yang mengirimkan stafnya untuk melakukan investigasi.
“Terima kasih kepada pemerintah akhirnya upaya kita untuk menghentikan kegiatan pertambangan di Sangihe bisa direspons,” kata Robinson Saul, kemarin.
Menurut Negosiator SSI ini, langkah pemerintah sudah tepat melakukan penghentian terhadap kegiatan pertambangan menggunakan alat berat berlebihan di Sangihe. Karena lebih besar dampak lingkungannya dan mengerikan ketimbang manfaatnya.
“Kita ingin masyarakat khusunya anak cucu kita ke depan bisa menikmati alam Sangihe yang indah,” terangnya.
Ia mengakui, memang kedatangan utusan Kemenpolhukam di Sangihe memang sempat bocor, sehingga penambang diduga sempat mengamankan alat berat yang mereka digunakan.
“Data di lapangan yang didapat teman teman ada sekitar 35 alat berat yang diparkir di beberapa tempat. Ini sudah jelas bahwa mereka menambang dengan skala besar,” terangnya.
Sebelumnya pada 25 Mei 2023, Kemenkopolhukam, aparat TNI dan Polri bersama aktivitas lingkungan melakukan investigasi lapangan merespons aduan masyarakat yang menyebut adanya kegiatan yang diduga tambang ilegal di Sangihe.
Alhasil benar adanya, dalam investigasi itu ditemukan banyak alat berat yang sudah terparkir di dalam hutan dalam kondisi ditutupi.
Utusan Kemenkopolhukam bagian Staf Ahli Bidang SDM dan Teknologi Kemenkopolhukam, Burlian Sjafei langsung meminta aktivitas pertambangan dengan alat berat dihentikan.
“Kegiatan alat berat ini kita stop dulu sampai ada keputusan. Karena sangat berdampak kepada lingkungan, kita minta distop dulu karena jelas dilarang undang-undang,” ujarnya.
Burlian Sjafei juga tegas menyampaikan, alat berat yang ditemukan itu harus berhenti beroperasi sambil menunggu keputusan lebih lanjut.
Untuk diketahui, pada investigasi lapangan waktu itu, sempat memanas, beruntung aparat yang hadir cepat bertindak sehingga tidak terjadi gesekan antara penambang dan masyarakat. (*mt/)