lingkaranberita.com, BANDA ACEH — Siapa sangka, rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) yang biasa ditemukan di dapur rumah tangga Indonesia, kini menarik perhatian dunia ilmiah. Melalui riset mendalam, tanaman tradisional ini menunjukkan potensi besar sebagai senjata baru dalam melawan kanker payudara.
Temuan ini dipaparkan oleh Dr. apt. Anita Puspa Widiyana, M.Farm, dosen Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (UNISMA), pada The 15th Annual International Conference (AIC) 2025 yang digelar di Banda Aceh, 4–5 September 2025 lalu. Dalam forum bergengsi tersebut, Anita memaparkan hasil penelitian yang menyoroti kemampuan luar biasa dari fraksi tertentu rimpang temu kunci dalam menghambat pertumbuhan sel kanker payudara tipe MCF-7.
SELENGKAPNYA TENTANG UNISMA BISA MENGUNJUNGI: www.unisma.ac.id
“Temu kunci sudah dikenal sejak lama dalam pengobatan tradisional, tapi melalui penelitian ilmiah ini kami menemukan bahwa potensinya jauh lebih besar,” ungkap Anita.
Menurutnya, selain sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi, rimpang temu kunci juga menunjukkan aktivitas sitotoksik tinggi terhadap sel kanker payudara.
Penelitian ini melibatkan tiga jenis ekstraksi, yakni ekstrak etanol, fraksi air, dan fraksi n-heksana. Dari hasil uji laboratorium, fraksi n-heksana terbukti paling efektif menghambat pertumbuhan sel kanker MCF-7, dengan nilai IC50 yang menunjukkan aktivitas antikanker paling kuat. Sementara itu, ekstrak etanol dan fraksi air menunjukkan efek menengah.
Meski hasilnya menjanjikan, Anita menegaskan bahwa penelitian ini masih berada pada tahap awal. Langkah lanjutan yang akan dilakukan timnya meliputi isolasi senyawa aktif, uji pra-klinis pada hewan, hingga uji klinis pada manusia untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya sebagai obat antikanker.
SELENGKAPNYA TENTANG UNISMA BISA MENGUNJUNGI: www.unisma.ac.id
“Kami ingin memastikan bahwa apa yang ditemukan di laboratorium dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” tambah Anita.
Penelitian ini tidak hanya menunjukkan potensi sains modern dalam menggali kekayaan alam Nusantara, tetapi juga memperkuat peran Indonesia dalam kontribusi riset global tentang pengobatan kanker.
Dari sekadar bumbu dapur, temu kunci kini menapaki jalan menuju panggung dunia medis—membuka harapan baru bagi jutaan perempuan yang berjuang melawan kanker payudara.(adv/*)
SELENGKAPNYA TENTANG UNISMA BISA MENGUNJUNGI: www.unisma.ac.id