lingkaranberita.com, Malang – Universitas Islam Malang (Unisma) kembali menunjukkan peran aktifnya dalam pengembangan riset global dengan menggelar seminar dan workshop internasional bertema “AI for Academics: A Practical Guide to Writing Research Papers Efficiently and Ethically” pada Jumat (19/9). Acara yang berlangsung di lantai 4 Gedung Rektorat Unisma ini menghadirkan pakar statistik internasional, Professor Dr. Muhammad Hisyam Lee dari Universiti Teknologi Malaysia.
Kegiatan yang digelar atas kolaborasi Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik ini membahas pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam penulisan artikel penelitian, sekaligus menyoroti aspek etika penggunaannya.
Rektor Unisma, Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd., Ph.D, menegaskan pentingnya kegiatan ini bagi kalangan akademisi. Menurutnya, AI dapat menjadi alat bantu yang sangat efektif, tetapi penggunaannya harus tetap memperhatikan norma dan etika riset.
“Makalah yang sepenuhnya dibuat AI jelas melanggar etika penelitian. Seminar ini penting agar kita dapat memanfaatkan AI secara bijak tanpa menyalahi aturan,” ujarnya. Junaidi juga mengapresiasi Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik sebagai penggagas acara.
Ia menambahkan, teknologi AI mampu membantu dosen dan peneliti mencari referensi, topik, hingga menyusun laporan penelitian dengan lebih mudah. Namun, ia mengingatkan, “Kalau tidak hati-hati, artikel yang dihasilkan bisa sepenuhnya karya AI dan diklaim sebagai milik peneliti. Ini yang harus dihindari.”
Dalam rangkaian acara tersebut, juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik Unisma dengan Universiti Teknologi Malaysia. Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Ir. Hj. Anis Rosyidah, MP, menyebut pemanfaatan AI di dunia akademik adalah keniscayaan, tetapi tetap membutuhkan kontrol etik.
“AI hanyalah alat. Peran utama tetap ada pada peneliti yang memiliki data dan tanggung jawab atas kualitas tulisannya. Kami berharap civitas akademika dapat memanfaatkan teknologi ini tanpa meninggalkan integritas ilmiah,” tegasnya.
Dengan seminar ini, Unisma tidak hanya memperkuat jejaring internasional, tetapi juga meneguhkan komitmennya untuk mendukung inovasi riset berbasis teknologi sekaligus menjaga etika akademik di era digital.(adv/*)