lingkaranberita.com, PENAJAM — Menghadapi tren penurunan konsumsi ikan, Dinas Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memperluas pelaksanaan program Gemarikan hingga ke desa-desa yang menjadi titik konsentrasi kasus stunting. Langkah ini dilakukan untuk memastikan edukasi gizi berbasis konsumsi ikan dapat menjangkau masyarakat secara langsung.
Kepala Dinas Perikanan, Rozihan Azward, menjelaskan bahwa pola penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara parsial. Edukasi harus menyasar seluruh rantai keluarga, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, hingga anak usia tumbuh kembang.
“Stunting ini harus ditangani dari hulunya. Persiapan gizi harus sudah dimulai sejak sebelum menikah, bukan ketika gejalanya muncul,” katanya.
Melalui Gemarikan, Dinas Perikanan menghadirkan berbagai menu olahan ikan yang dikemas lebih modern dan ramah anak. Langkah ini diharapkan mampu mengubah persepsi masyarakat bahwa ikan adalah sumber protein yang mudah diolah, terjangkau, dan sangat penting bagi perkembangan anak.
Dalam berbagai kegiatan lapangan, tim Dinas Perikanan aktif memberikan penyuluhan, demo masak berbasis ikan, hingga pembagian makanan bergizi untuk anak. Harapannya, konsumsi ikan tidak hanya meningkat, tetapi menjadi kebiasaan keluarga di PPU.
Dengan konsumsi ikan berada pada angka 48,8 kilogram per kapita, PPU dinilai membutuhkan kerja kolaboratif antara pemerintah, keluarga, dan komunitas untuk meningkatkan angka tersebut dan sekaligus menekan potensi stunting di wilayah setempat.(adv/kominfoppu)