lingkaranberita.com, Penajam, 12 Mei 2025 — Di tengah geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Desa Sukaraja di Kecamatan Sepaku menorehkan langkah penting dalam pembangunan peradaban berbasis nilai keislaman dan pendidikan.
Peresmian Masjid Al-Muhajirin yang dirangkaikan dengan Silaturahmi Syawal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Sepaku, menjadi momentum sakral yang menyatukan spiritualitas dan komitmen intelektual di jantung wilayah penyangga IKN.
Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Abdul Waris Muin, yang hadir dalam acara tersebut, menekankan bahwa masjid bukan sekadar bangunan ibadah, melainkan pusat pembinaan masyarakat yang memadukan nilai-nilai ilahiyah, kemanusiaan, dan transformasi sosial.
“Masjid Al-Muhajirin bukan hanya milik warga Sukaraja, tetapi menjadi simbol peradaban baru yang berpijak dari akar spiritual masyarakat lokal menuju peran strategis nasional,” ungkap Waris dalam sambutannya yang disambut hangat oleh ratusan peserta.
Wabup Waris juga menggarisbawahi peran guru sebagai aktor utama perubahan, terutama di kawasan Sepaku yang kini berada dalam sorotan nasional karena statusnya sebagai bagian dari wilayah IKN.
“Guru adalah penjaga akal dan akhlak bangsa. Di tengah tantangan global, kolaborasi antara masjid sebagai pusat ruhani dan sekolah sebagai pusat ilmu harus dikuatkan. Hanya dengan itu, kita bisa melahirkan generasi Islami yang unggul, kritis, dan bermoral,” tegasnya.
Simbol Spiritual dalam Zona Strategis Negara
Peresmian masjid dilakukan secara simbolis oleh Arif Murdiatno, Staf Ahli Gubernur Kalimantan Timur, mewakili Gubernur Kaltim. Dalam sambutannya, Arif menilai inisiatif warga membangun masjid di tengah perkembangan wilayah strategis IKN adalah contoh konkret partisipasi masyarakat dalam pembangunan berbasis nilai.
“Wilayah IKN bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tapi juga tentang bangunan spiritual dan sosial. Masjid ini adalah fondasi penting dalam menjaga harmoni, identitas, dan karakter warga lokal,” ujarnya.
Kehadiran berbagai tokoh penting, termasuk Deputi Sosial-Budaya Otorita IKN, Alimuddin, serta pimpinan OPD, tokoh agama, dan jajaran Forkopimda, menandai dukungan luas terhadap inisiatif berbasis komunitas di wilayah ini.
Kepedulian yang Menyatukan
Sebagai bentuk nyata kepedulian sosial, Pemkab PPU menyerahkan santunan kepada 45 dhuafa, dan PGRI Kecamatan Sepaku turut menyalurkan bantuan kepada 25 anak yatim piatu. Aksi solidaritas ini memperkuat peran masjid sebagai pusat penguatan ukhuwah dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.
Acara ditutup dengan tausiah inspiratif dari Ustadz kondang, Dr. H. Das’ad Latief, yang menggugah jamaah untuk menjadikan masjid sebagai “pusat gravitasi umat” — tempat bertemunya ibadah, ilmu, dan aksi sosial.
“Masjid bukan sekadar tempat sujud, tapi ruang pendidikan, ruang berbagi, ruang membina umat menuju peradaban. Mari jaga semangat ini di tengah gelombang perubahan zaman,” seru Ustadz Das’ad dalam tausiahnya yang memukau.
Desa Sukaraja: Teladan Komunitas Religius di Kawasan IKN
Atmosfer kehangatan, kekhusyukan, dan sinergi tampak begitu kental dalam peresmian ini. Semangat kebersamaan yang mengalir dari guru, tokoh agama, pemerintah, dan masyarakat menjadi kekuatan kolektif dalam membangun Desa Sukaraja sebagai komunitas religius yang resilien dan progresif di tengah pusaran pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Masjid Al-Muhajirin kini tak hanya menjadi simbol keimanan, tetapi juga episentrum harapan baru: membangun IKN tidak hanya dengan beton dan baja, tapi dengan nilai dan doa.(adv/kominfoppu)
