lingkaranberita.com, PENAJAM – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masih jauh dari optimal, disebabkan oleh pengelolaan aset wisata yang belum maksimal. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU, Hj. Andi Israwati Latief, SE., MM, dalam pernyataannya pada Kamis, (03/10/2024).
Menurut Andi, PAD daerah saat ini banyak bergantung pada kegiatan pariwisata berbasis acara, sedangkan banyak aset wisata potensial belum dikelola secara efektif oleh pemerintah daerah.
“Saat ini, dampak PAD belum terasa karena aset wisata yang ada belum dikelola dengan baik,” jelasnya.
Salah satu aset yang menjadi sorotan adalah Pantai Amal, yang dikelola oleh pihak swasta dan berada di bawah pengawasan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda). Andi menambahkan bahwa status kepemilikan tersebut membuat pemerintah daerah tidak dapat mengoptimalkan kontribusi dari Pantai Amal.
“Karena Pantai Amal adalah milik pribadi, semua data terkait tiket masuk dan pengelolaan lainnya langsung ditangani oleh Bapenda,” ungkap Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Wisata, Juzlizar Rakhman.
Sebagai langkah untuk meningkatkan PAD, Disbudpar PPU juga sedang menjalankan revitalisasi kawasan mangrove di Kampung Baru, yang ditargetkan selesai pada November 2024. Kawasan ini direncanakan menjadi destinasi wisata edukasi dan konservasi lingkungan, diharapkan dapat menarik wisatawan baik dari lokal maupun luar daerah.
“Kami optimistis revitalisasi ini akan selesai pada bulan November, sehingga mangrove dapat menjadi destinasi yang memberikan edukasi dan juga menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Andi.
Selain revitalisasi, Disbudpar juga berencana melakukan pembebasan lahan untuk area parkir di sekitar kawasan mangrove. Proses ini dijadwalkan pada 2024, dengan penilaian aset oleh pihak ketiga yang independen dilakukan pada Januari 2025.
Juzlizar menekankan bahwa aset wisata memiliki potensi untuk memberikan pendapatan berkelanjutan, berbeda dengan sumber daya alam seperti tambang yang terbatas. “Jika dikelola dengan baik, wisata kawasan mangrove akan memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang terus menerus,” tuturnya.
Dengan harapan bahwa optimalisasi aset wisata dan pengelolaan yang lebih baik akan segera terwujud, Disbudpar berharap PAD PPU dapat meningkat secara signifikan di masa depan. Optimalisasi ini juga akan melibatkan pemberdayaan komunitas lokal dalam pengelolaan wisata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.(adv/kominfoppu)