Lingkaranberita.com, SAMARINDA – Dalam melihat gambaran jelas Kabupaten Kutai Timur (Kutim) pada 2023, terlihat aktifitas sibuk warga di sejumlah kecamatan, terutama di sektor perkebunan sawit mandiri. Bupati Ardiansyah Sulaiman, yang pernah menghadapi permasalahan terkait sertifikat tera metrologi pada jembatan timbang milik masyarakat, menggarisbawahi semangat dan pertumbuhan pesat sektor ini.
Dalam pengembangan sektor perkebunan, Bupati menyampaikan upaya pembenahan, termasuk kepemilikan alat tera metrologi oleh Disperindag Kutim, menjadi bukti nyata semangat bersama. Pada Rakortis (Rapat Koordinasi dan Evaluasi) pada Jum’at (3/11/2023) di Hotel Aston Samarinda, Bupati menegaskan komitmen untuk mendorong sektor perkebunan.
Pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2025-2045 menegaskan peran strategis sektor perkebunan sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Kutim. Potensi daerah ini, yang diakui oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), terletak pada sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, kelautan, perikanan, dan kehutanan.
“Pentingnya sektor perkebunan juga disorot dengan fakta bahwa pada tahun 2030, sektor pertambangan, terutama batu bara, akan secara perlahan dieliminasi. Inilah kenapa kita perlu berfokus pada sektor-sektor yang berkelanjutan,” jelas Bupati.
Dalam konteks ini, Bupati menggugah kesadaran mengenai dampak fiskal tinggi dari sektor pertambangan dan perkebunan terhadap Kutim. APBD Tahun 2023 yang mencapai Rp 9,7 triliun menjadi cerminan dari kontribusi tingginya harga batu bara dan hasil kelapa sawit. Bupati menyoroti bahwa dengan perubahan dinamika di sektor pertambangan pada 2030, perlu adanya pergeseran fokus.
“Kita perlu bersiap untuk menghadapi perubahan ini dengan mengembangkan sektor perkebunan secara berkelanjutan. Kami mengajak semua pihak terlibat, terutama dalam Rakortis Bidang Prasarana dan Sarana, untuk bersatu dalam menghadapi tantangan ini,” pungkas Bupati. (adv/kutim)