Lingkaranberita.com, SANGATTA – Dialog antara Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) dan mahasiswa yang melakukan aksi damai di depan kantor bupati berjalan lancar dan aman, meskipun tidak mencapai harapan sepenuhnya.
Bupati Arsdiansyah Sulaiman mengundang mahasiswa untuk berdialog di ruang Meranti Kantor Bupati, namun usulan ini ditolak. Aksi damai mahasiswa pada Rabu (18/10/2024) berlangsung dari pukul 11.00 hingga 13.00 WITA.
Dalam pertemuan di halaman Kantor Bupati, Bupati Kutim menawarkan dialog dan sesi tanya jawab di ruangan yang representatif, yakni ruang Meranti. Bupati juga telah menyiapkan beberapa Kepala dan perwakilan Perangkat Daerah (PD) untuk menanggapi aspirasi mahasiswa.
“Marilah kita diskusi, berdialog, dan bertukar pikiran di ruang Meranti sebagai bentuk penghargaan kepada saudara-saudara (mahasiswa). Kami juga telah menyiapkan Perangkat Daerah terkait, sehingga aspirasi dapat dijawab langsung oleh instansi teknis terkait,” jelas Ardiansyah, yang didampingi oleh Wakil Bupati Kasmidi Bulang, Ketua DPRD Kutim Joni, serta unsur Forkopimda lainnya.
Aksi damai mahasiswa mencakup dua isu nasional dan sebelas isu lokal. Isu nasional termasuk penolakan terhadap pergeseran atau pemindahan masyarakat lokal, serta pengosongan pulau Rempang dan Galang di Provinsi Kepulauan Riau.
Mahasiswa juga mendesak Kapolri untuk mencopot Kapolda Kalteng dan Kapolres Seruyan terkait penembakan warga setempat.
Sementara itu, sebelas isu lokal antara lain pengakuan Pemkab Kutim terhadap Masyarakat Hukum Adat (MHA), pemenuhan 7 komitmen ASKB, penghentian operasional Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPSP), keadilan dalam dunia pendidikan, pemenuhan hak korban banjir warga Sangatta 2022, penindakan terhadap perusahaan yang merusak lingkungan hidup, dan reformasi birokrasi untuk meningkatkan efektivitas layanan publik.
Koordinator Aksi Mahasiswa, Zam Bohari, menyatakan bahwa mereka akan kembali melakukan aksi damai sebelum mencapai kesepakatan dengan Pemkab Kutim mengenai aspirasi mereka. “Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap situasi dan kondisi yang terjadi di Kutim saat ini,” ujar Bohari. (adv/kutim)