• SUSUNAN REDAKSI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • HOME
    • IBU KOTA NEGARA
    • AUTOMATIVE
    • FOOD & TRAVEL
    • EDUCATION
    • EKONOMI
    • HEALTH
    • LIFE STYLE
    • KRIMINAL
    • OPINI & CERPEN
    • SPORT
    • ENTERTAINMENT
  • BORNEO UPDATE
    • KALTIM
      • SAMARINDA
      • BALIKPAPAN
      • PENAJAM
      • SANGATTA
      • BONTANG
      • PASER
  • VIRAL NEWS
  • NASIONAL
No Result
View All Result
Lingkaran Berita
No Result
View All Result

Bupati Edi Damansyah Hadiri Upacara Adat Puncak Erau

03/10/2023
in KUKAR
0

Bupati Kukar menghadiri prosesi Merebahkan Tiang Ayu menjadi penanda berakhirnya seluruh rangkaian Erau Adat Pelas Benua Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura tahun 2023. (Foto/ist)

542
VIEWS
Share on WhatsappShare on Facebook

Lingkaranberita.com, TENGGARONG– Merebahkan Tiang Ayu, adalah tahap sakral terakhir dari perhelatan Erau Adat Pelas Benua 2023. Ritual ini menandai berakhirnya perayaan adat yang megah ini.

Related Posts

Kerja Nyata Edi Damansyah Dapat Apresiasi Akademisi, Kukar Terus Maju

Tamat Sudah “Gelombang Darat” di Tama Pole, Wabup Kukar Tinjau Langsung Perbaikan Jalan

Ambulance Baru Hadir di Muara Jawa dan Muara Badak, Pemkab Kukar Jawab Kebutuhan Warga

Bupati Kukar Hadiri Tabligh Akbar di Tenggarong Seberang, Ribuan Jemaah Padati Ponpes Al Masyruriyah

Ritual ini diadakan di tengah ruang Stinggil Keraton Kutai Kartanegara (Kukar) dan menampilkan prosesi penting dalam kesultanan yang telah berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.

“Merebahkan Tiang Ayu menjadi simbol seluruh rangkaian Erau Adat Pelas Benua 2022 berakhir,” ujar Bupati Kutai Kartanegara Edi Damanysah yang ikut menghadiri prosesi sakral itu, Selasa (3/10/2023).

Merebahkan Tiang Ayu dilakukan oleh beberapa kerabat Keraton, dan diselenggarakan saat matahari mulai meninggi di ufuk timur, sekitar jam 10 pagi.

Menjelang upacara, para pangkon laki atau abdi dalem pria dan pangkon bini atau abdi dalem wanita mulai duduk berjajar di sayap kanan dan sayap kiri Ruang Stinggil.

Di tengah ruangan, Sultan dan para kerabat Kesultanan berjajar menghadap ke Sangkoh Piatu atau Tiang Ayu.

Dewa atau wanita pengabdi ritual dan belian atau pria pengabdi ritual duduk di sisi kanan dan kiri dari susunan tambak karang yang dilapisi selembar kasur kuning, tempat pembaringan Sangkoh Piatu.

Setelah Sultan hadir di ruangan, ritual ini pun dimulai. Empat orang kerabat Kesultanan berjajar di sisi Sangkoh Piatu.

Selanjutnya, Sangkoh Piatu digoyangkan sebanyak tiga kali, seperti menggoyangkan batang pohon untuk menumbangkannya.

Setelah itu, barulah Sangkoh Piatu direbahkan di atas kasur. Usai Sangkoh Piatu rebah, dewa melaksanakan ritual tepong tawar di sekeliling Sangkoh Piatu. Kemudian dewa melakukan besawai dan membawa tepong tawar ke hadapan Sultan.

Selanjutnya, dilakukan ritual tepong tawar kepada Sultan. Pada ritual ini, air tepong tawar diusapkan pada punggung tangan, dahi, kepala, lutut, dan betis Sultan.

Sultan kemudian mengusapkan air kembang ke kedua kelopak matanya, menyapu wajah dan kepalanya.

Ritual yang sama dilakukan kepada Putra Mahkota, kerabat-kerabat Kesultanan, serta tamu kehormatan. Ritual ini secara simbolis menutup perayaan Erau.

Selepas prosesi merebahkan Tiang Ayu, segenap dewa, belian, serta para pangkon memberikan selamat dan sembah hormat kepada Sultan dan Putra Mahkota atas terlaksananya Erau.

Perayaan ritual berusia sekitar 700 tahun ini pun berakhir dengan rasa syukur setelah berlangsung kurang lebih selama 14 hari.

Bupati Kukar Edi Damansyah, menyampaikan bahwa perayaan Erau Adat Pelas Benua tahun 2023 telah berjalan dengan lancar dan sukses.

Ia juga menyampaikan harapannya bahwa tradisi seni budaya dari kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura akan terus dijaga dan dilestarikan dengan baik.

Edi menegaskan bahwa kesuksesan perayaan Erau Adat Pelas Benua tahun ini memberikan keyakinan bahwa acara serupa harus terus dilaksanakan dalam tahun-tahun mendatang.

Ia menggarisbawahi pentingnya melakukan evaluasi program secara terus-menerus untuk memastikan bahwa acara seperti Kukar Idaman.

Terutama yang berkaitan dengan kegiatan budaya dan festival, dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal.

“Partisipasi aktif kita semua dalam melestarikan budaya dan seni tradisional sebagai aset berharga bagi Kutai Kartanegara sangat diperlukan,” kata Edi Damansyah.

“Dengan semangat untuk merawat dan mempromosikan warisan budaya ini, diharapkan masyarakat akan terus mendukung upaya untuk menjaga tradisi seni dan budaya yang kaya di daerah ini,” tandasnya. (adv/kominfokukar*)

SendShare32
Next Post

Upaya Pemkab Kutim Tekan Peredaran Narkoba, Launching KBN Desa Singa Gembara

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular Posts

Terlaris di Balikpapan, Kursus Mengemudi di KAKA Driving Dijamin Pasti Bisa

by admin
09/11/2021
0
4.5k

Maksud Hati Merubah Nasib, Johanis Tinungki Pulang Tinggal Nama

by admin
22/08/2023
0
2.2k

Keluarga Sehat bersama Eco Enzyme

by admin
07/01/2023
0
1.8k

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Hubungi Kami
Hubungi Kami: admin@lingkaranberita.com

© 2021 Lingkaran Berita -Media Informasi Terkini.

No Result
View All Result
  • HOME
    • IBU KOTA NEGARA
    • AUTOMATIVE
    • FOOD & TRAVEL
    • EDUCATION
    • EKONOMI
    • HEALTH
    • LIFE STYLE
    • KRIMINAL
    • OPINI & CERPEN
    • SPORT
    • ENTERTAINMENT
  • BORNEO UPDATE
    • KALTIM
      • SAMARINDA
      • BALIKPAPAN
      • PENAJAM
      • SANGATTA
      • BONTANG
      • PASER
  • VIRAL NEWS
  • NASIONAL

© 2021 Lingkaran Berita -Media Informasi Terkini.