Lingkaranberita.com, Tenggarong– Desa Giri Agung, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur memiliki potensi pertanian yang melimpah.
Salah satunya hasil gabah. Namun sangat disayangkan, selama ini para petani lokal di Desa Giri Agung masih menjual hasil panenya kepada para tengkulak.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Desa Giri Agung, Supriyadi berinisiatif mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
BUMDes ini sudah dilengkapi dengan infrastruktur pengolahan hilirisasi pertanian dengan lantai jemur serta pembangunan gedung dan Rice Milling Unit (RMI).
“Pada awal 2023 lalu sudah diresmikan. Ini satu-satunya BUMDes di Sebulu yang sudah terintegrasi langsung perizinannya,” kata Supriyadi, Rabu (26/4/2023).
Perizinan BUMDes tersebut langsung terhubung ke Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) dan Kemenkumham.
“Kami punya Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk pengelolaan manajemen perdagangan,” ucapnya.
Setelah lebaran, kata Supriyadi, pihaknya bakal membuat perencanaan program tentang hasil pertanian yang seluruhnya akan dikelola oleh BUMDes.
Termasuk mengintegrasikan BUMDes dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengendalikan dan menstabilkan harga beras.
“Sehingga petani akan mendapatkan harga yang sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Saat musim panen harga tidak jatuh ataupun tinggi,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, 90 persen masyarakat Desa Giri Agung berprofesi sebagai petani. Desa tersebut memiliki potensi 600 hektare lahan pertanian.
Dalam satu tahun, hasil panen Desa Giri Agung di Kecamatan Sebulu diperkirakan mencapai 900 ton lebih.
“Kami juga menyuplai kebutuhan di luar (Desa Giri Agung), juga perusahaan besar sekitar Sebulu dan Muara Kaman,” tandasnya. (adv/kominfokukar*)
