Lingkaranberita.com, Tenggarong– Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berhasil mengentaskan 3000 warga buta aksara dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara, Tauhid Afrilian Noor.
Menurutnya, kenaikan angka buta melek huruf disebabkan karena beberapa faktor. Di antaranya adanya pendatang dari luar Kutai Kartanegara.
Kemudian, selisih pendataan antara pusat dan daerah. Jika tahun sebelumnya ada batasan katagori buta aksara maksimal di usia 56 tahun, tetapi sekarang di usia 60 tahun.
“Ini tantangan yang harus diselesaikan. Jika tidak diajari secara terus menerus maka akan kembali tidak bisa baca tulis lagi,” ujarnya, Rabu (29/3/2023).
Tauhid mengungkapkan, diperlukan formulasi baru dalam mengatasi buta aksara di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Salah satunya dengan memberikan pelatihan bagi para tutor keaksaraan sehingga dapat memudahkan pelayanan ajar-mengajar dengan baik.
Dengan begitu, seluruh tutor keaksaran mempunyai ilmu yang mumpuni dan dapat kembali ke tengah masyarakat untuk memberdayakan dan memberikan motivasi
Hal ini bertujuan agar penyandang buta aksara dapat membaca, menulis, berhitung dan memiliki keterampilan yang akan berdampak pada kualitas kehidupannya.
“Ini tantangan. Tidak mudah merangkul dan mengajar orang dewasa yang buta aksara, perlu metode dan formulasi baru,” kata Tauhid.
Sebagaimana diketahui, belum lama ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara menggelar bimbingan teknis.
Bimbingan teknis tersebut berupa pelatihan tutor keaksaraan untuk pengembangan peningkatan kompetensi dan profesionalisme tutor di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kegiatan pelatihan ini merupakan bentuk komitmen Pemkab Kukar dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), baik pendidikan formal maupun Pendidikan Non Formal.
Pembekalan tutor keaksaraan dinilai turut mengatasi masalah kemiskinan dan ketertinggalan masarakat dalam Calistung (baca,tulis dan hitung).
Kepala Bidang PAUD dan PNF, Puji menyebutkan peserta pelatihan diikuti oleh 130 orang dari unsur tutor tersebar di semua Kecamatan Kukar.
Para tutor diberikan berbagai pemahaman, seperti materi tentang kebijakan pendidikan non formal, identifikasi kebutuhan belajar.
Kemudian, standar kompetensi keaksaraan, penyusunan bahan ajar, metoda pembelajaran KF, evaluasi pembelajaran hingga manajemen pembelajaran.
“Semoga apa yang sudah diberikan dapat diterapkan pada saat melakukan pembelajaran buta aksara,” tandasnya. (adv/kominfokukar*)