Lingkaranberita.com, BANYUWANGI – Selain melibatkan tukang sayur keliling untuk menyalurkan makanan tambahan kepada balita stunting. Pemkab jiga menganggarkan dana Rp 7 M tahun ini untuk menurunkan angka stunting di Banyuwangi.
“Tahun ini kami menganggarkan Rp 7 miliar untuk 1296 sasaran bumil risti dan baduta dari keluarga miskin. Anggaran ini diperuntukkan bagi pemberian makanan tambahan bergizi sebagaimana yang disalurkan oleh mlijoan tadi,” terang Bupati Banyuwangi Ipuk.
Ipuk Fiestiandani yang menggelar Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) di Jambesari, Sempu pada Rabu (22/2/2023), meninjau langsung pelaksanaan program tersebut. Ipuk memastikan program tersebut berjalan dengan baik, efisien dan tepat sasaran.
“Saat ini, ada 3,95 persen balita stunting di Banyuwangi atau sejumlah 2.704 balita. Ini terus kita kebut penanganannya sampai benar-benar zero stunting,” ungkap Ipuk.
Begitu pula dengan angka kematian ibu (AKI) juga terus diminimalisir. Pada tahun lalu, ada 25 kasus. Hal ini terus dilakukan antisipasi dengan serangkaian perawatan sedini mungkin.
Pelibatan mlijoan sendiri, imbuh Ipuk, tidak sekadar meningkatkan efektivitas. Tapi, juga memiliki dampak ekonomi bagi mereka yang terlibat. “Inilah wujud kolaborasi yang berdampak,” kata Ipuk.
Dalam kesempatan itu, Ipuk mengapresiasi kinerja Desa Jambewangi yang berhasil menekan angka kematian bayi selama 8 tahun berturut, dari 2014 -2022.
“Berkat kerja keras dan kolaborasi dari kecamatan, desa, dan puskesmas mereka bisa menekan angka kematian bayi. Ditunjang puskesmasnya juga banyak inovasi, kami harap derajat kesehatan warga Desa Jambewangi terus meningkat,” tutupnya. (*zis)