LINGKARANBERITA.COM, BALIKPAPAN – Ilmuwan komunikasi Herbert Marshall McLuhan pernah mengatakan bahwa jenis media yang dipergunakan oleh seseorang akan mempengaruhi kebiasaan dan juga cara berpikirnya.
Pernyataan tersebut sangat relevan jika dikaitkan dengan pembahasan mengenai membaca melalui buku cetak (printed) serta membaca melalui buku elektronik (e-book).
Dalam artian, kebiasaan membaca buku cetak dan kebiasaan membaca buku elektronik bisa saja membentuk cara berfikir yang berbeda.
Hal itu pula yang mendasari Kampus Merah——sebutan STT Migas Balikpapan membentuk STT Migas Book Club. Club ini sendiri terbentuk atas kerja sama Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) dan perpustakaan STT Migas.
Menurut Salah satu Pemateri STT Club Book Club Desianto Payung Battu, ST,.MT mengatakan, bahwa STT Club Book Club salah satu wadah yang mampu memberikan pemahaman mengenai hakikat sebuah buku yang sebenar benarnya.
“Intinya kami ingin memberikan penjelasan secara masif bahwa buku memang menjadi salah satu alat penunjang khususnya bagi mahasiswa tingkat akhir,” ujarnya.
Menurutnya, jika mahasiswa tidak menjadikan buku sebagai salah satu referensi maka mustahil mereka akan menghasilkan tugas akhir berkualitas.
“Sebenarnya tidak hanya buku. Dosen juga harus mampu melihat kebutuhan dan perkembangan ternologi dunia nyata. Karena di sanalah mahasiwa akan mengaplikasikan ilmu yang didapat di kampus,” terangnya.
Ia menjelaskan, bahwa hal dasar yang kemudian dibentuk STT Migas Book Club bekerja denga LPPM dan perpustakaan STT Migas ini adalah kegelisahan para dosen yang melihat dinamika yang berkembang.
“Intinya kami ingin menyampaikan kepada mahasiswa bahwa buku sebenarnya adalah kunci mereka menyelesikan tugas akhir. Dan sampai hari ini respon mereka baik. Itu artinya mereka hanya butuh bimbingan saja,” katanya. (**lb-2)