Lingkaranberita.com, SAMARINDA – Pemkot Samarinda mengangkat 217 Aparatur Sipil Negara (ASN) baru pada seleksi tahun 2019 lalu dimana pada saat itu kebutuhan formasi disediakan sebanyak 221 formasi. Pengangkatan ASN itu dilaksanakan di Lapangan Parkir Barat Balaikota Samarinda. Jumat (26/11).
Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengatakan terdapat 3 pesan utama yang ia sampaikan pada sambutannya dalam kesempatan pengangkatan ASN baru itu, pertama ia mengharapkan agar para ASN baru dapat terus menjaga itegeritas dan moralitas. “Supaya kita terus bisa menjadi ASN yang profesional,” ucapnya.
Kemudian ia lanjutkan pesan kedua bertujuan agar para ASN itu dapat menjauhkan dirinya dari perbuatan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) sebab menurutnya hal itu berkaitan dengan pendidikan mental dan karakter. “Agar aparatur kita memiliki pondasi karakter yang kuat, jadi ini upaya kita untuk membangun negara yang kuat,” sebutnya.
Sedangkan pada pesan ketiga ia meminta agar para ASN tak segan-segan dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi diri, hal itu ia sampaikan lantaran menurutnya tantangan yang tengah dihadapi saat ini semakin ketat.
“Jadi sangat penting peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) dibidang aparatur pemerintahan, agar tak kalah dengan perkembangan zaman saat ini, caranya dengan mengikuti diklat dan lain-lain,” jelasnya.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kepegawaian Pelatihan dan Pendidikan Daerah (BKPPD) Samarinda, Ali Fitri Noor membeberkan seleksi 2019 lalu dengan total formasi 221, dimana terdapat 3 posisi utama yaitu tenaga guru, tenaga kesehatan dan tenaga teknis. Perinciannya, pada tenaga guru pelamar umum tersedia sebanyak 153 formasi, cumlaude sebanyak 9 formasi dan disabilitas sebanyak 3 formasi, kemudian pada formasi tenaga kesehatan tersedia sebanyak 46 formasi untuk pelamar umum dan pada formasi Tenaga Teknis terdiri dari pelamar umum tersedia sebanyak 8 formasi, cumlaude 1 formasi dan disabilitas 1 formasi.
Ditambahkan pada saat jumlah formasi keseluruhan yang tersedia sebanyak 221 posisi, namun setelah tahapan seleksi dilakukan hanya 218 orang yang lulus hingga tahap akhir serta pengumuman. Jika disimpulkan artinya terdapat 3 posisi yang kosong setelah hasil seleksi itu. Ali menyebutkan posisi kosong yaitu perawat anestesi sebanyak 2 formasi dan guru agama Katolik sebanyak 1 formasi.
“Tapi dari 218 orang itu ternyata ada satu orang yang mengundurkan diri, sehingga 217 orang yang saat ini kami angkat,” tandasnya. (*kk/gus)